Wednesday, January 5, 2011

Mengapa membaca al Qur'an ketika kita tak mengerti artinya?

Alkisah, hiduplah seorang muslim tua bersama cucunya di sebuah pegunungan di bagian timur Kentucky, Amerika. Sang kakek biasa membaca Qur'an selepas sholat subuh setiap hari. Sang cucu berusaha meniru setiap tingkah laku kakeknya.

Suatu hari, ia bertanya: "Kek! Aku berusaha membaca Qur'an seperti dirimu tetapi aku tidak mengerti isinya. Jika pun ada sedikit yang ku pahami ia akan terlupakan setiap kali aku menutup kitab itu. Lalu, apa gunanya aku membacanya?"

Dengan perlahan sang kakek membalikkan badan dan berhenti dari memasukkan batu bara ke dalam tungku pemasak. Ia menjawab: "Ambillah keranjang ini, bawalah ke sungai di bawah sana dan bawakan untukku sekeranjang air!"

Sang cucu membawa keranjang hitam penuh jelaga batu bara tersebut ke sungai dan mengambil air. Namun air telah habis menetes sebelum sampai ke rumah. Sang kakek tertawa dan meminta sang cucu agar mencobanya sekali lagi: "Mungkin engkau harus lebih cepat membawa airnya kemari."

Sang cucu berusaha lari, namun tetap saja air itu lebih cepat keluar dari keranjang sebelum sampai kerumah. Dengan terengah-engah ia pun mengatakan kepada sang kakek bahwa tidak mungkin mengambil air dengan keranjang. Sebagai gantinya ia akan mengambil air dengan ember.

"Aku tidak perlu satu ember air, yang ku inginkan adalah sekeranjang air!" jawab sang kakek. "Kau saja yang kurang berusaha lebih keras,"
Timpal sang kakek sambil menyuruhnya mengambil sekali lagi. Sang kakek pun pergi keluar rumah untuk melihat usaha sang cucu.

Kali ini sang cucu sangat yakin bahwa tidak mungkin membawa air menggunakan keranjang. Namun ia berusaha memperlihatkan kepada sang kakek bahwa secepat apapun ia berlari, air itu akan habis keluar dari keranjang sebelum ia sampai kerumah. Kejadian yang sama berulang. Sang cucu sampai kepada kakeknya dengan keranjang kosong. "Lihatlah kek! Tidak ada gunanya membawa air dengan keranjang."
katanya.
"Jadi kau pikir tidak ada gunanya?", sang kakek balik bertanya. "Lihatlah keranjang itu!" pinta sang kakek.
Ketika sang cucu memperhatikan keranjang itu sadarlah ia bahwa kini keranjang hitam itu telah bersih dari jelaga, baik bagian luar maupun dalamnya dan terlihat seperti kucing baru.

"Cucuku, demikianlah yang terjadi ketika engkau membaca al Qur'an. Kau mungkin tidak mengerti atau tidak bisa mengingat apa yang kau baca darinya. Namun ketika kau membacanya, kau akan di bersihkan dan mengalami perubahan luar maupun dalam. Itulah kekuasaan dan nikmt Allah kepada kita!"

No comments:

Post a Comment